Jakarta, MobilKomersial.com – Berdasarkan survey Kementerian Perhubungan, jumlah truk yang beredar di seluruh Indonesia mencapai sekitar 8-9 juta. Dari jumlah tersebut, 50% truk berada di Jawa-Bali. Bagi platform angkutan barang digital, jumlah truk tersebut merupakan peluang yang cukup menjanjikan.
Salah satu platform angkutan barang yang melihat potensi tersebut adalah On-Trucks. Platform dengan slogan “safely delivered” ini berencana memperluas cabang di 14 kota besar di seluruh Indonesia pada tahun ini.
Founder & CEO On-Trucks Yohanes Rocky mengatakan, sejak empat tahun berdiri sampai sekarang telah membangun enam cabang On-Trucks di beberapa kota di Jawa seperti Jakarta, Bandung, Sukabumi, Surabaya, Semarang, dan Pontianak.
Yohanes mengaku sampai hari ini sudah lebih dari 500 transporter yang bergabung dengannya. Menurutnya, On-Trucks masih membuka kesempatan bagi transporter yang ingin bergabung dan menjadi mitra On-Trucks. Karena, menurut dia, di tahun ini On-Trucks akan membuka cabang di 14 kota lain di seluruh Indonesia.
”Kami akan kembali membuka cabang di 14 kota besar di seluruh Indonesia. Rencananya akan kami bangun di Aceh, Medan, Pekanbaru, Lampung, Banjarmasin, Balikpapan, Bali, NTB, Makassar, Manado, Gorontalo, Flores, Manokwari, dan Jayapura,” kata Yohanes pada MobilKomersial.com beberapa waktu lalu.
Baca juga : Pertimbangan Servis di Bengkel Sendiri atau Bengkel Resmi Truk Eropa
Yohanes menambahkan, sampai hari ini On-Trucks sudah berdiri di enam kota di Jawa yang menurutnya cukup potensial dari segi bisnis.
”Enam kota yang sudah eksis saat ini sudah cukup potensial. Kami menilainya berdasarkan potensi bisnis atau pusat industri yang ada di kota tersebut. Seperti di Sukabumi, ada semen dan Aqua. Surabaya dan Semarang adalah kota pelabuhan. Di lima kota yang baru berdiri ini kami sudah ada sejak dua-tiga tahun lalu,” tambahnya.
Yohanes mengklaim bila jumlah konsumen On-Trucks terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurutnya, peningkatan jumlah pemakai platformnya terjadi secara manual atau dari mulut ke mulut.
”Pada 2016 kami masuk pasar b to c. Di tahun 2017 kami menyasar di b to b, terutama di segmen menengah. Sedangkan tahun 2018 mulai masuk pabrik besar atau di manufaktur. Di tahun 2019-2020 mulai mengembangkan dan mulai banyak perusahaan besar yang memakai jasa kami,” katanya.
(Denny)